Saturday, December 20, 2008

Mengertikah kalau kamu bisa.....

Bagaimanakah orang menilai tentang dirinya sendiri,ada 2 kategori yaitu :
Pertama adalah orang "Mengerti" dan orang "Tidak mengerti"
Kedua adalah orang "Bisa" dan orang "Tidak bisa"

Pertama : adalah kalau kamu "Mengerti" bahwa diri kamu "Bisa"
yang ini adalah orang yang sempurna dalam arti dia menyadari atau mengetahui tentang kemampuan diri sendiri.

Kedua : adalah kalau kamu "Mengerti" bahwa diri kamu "Tidak bisa"
yang ini adalah orang yang sadar dalam arti karena dia tahu bahwa dirinya tidak bisa maka orang ini menyadari bahwa dirinya masih perlu banyak belajar.

Ketiga : adalah kalau kamu "Tidak mengerti" bahwa diri kamu "Bisa"
yang ini adalah orang yang perlu motivasi dan dorongan dari orang lain untuk lebih percaya diri karena sebenarnya dia mampu dan bisa.

Keempat : adalah kalau kamu "Tidak mengerti" kalau diri kamu "Tidak bisa"
yang terakhir ini adalah termasuk orang yang susah segala galanya dan tidak bisa maju bahkan berbahaya karena dia berfikir dia itu "bisa" dan paling benar, tidak mau menerima pendapat orang lain dan tidak ada kemauan untuk belajar karena sudah menyimpulkan "bisa" padahal dirinya "Tidak mengerti kalau tidak bisa"

Nah kalau ada pembaca yang tidak sengaja membaca "Sepatah kalimat" diatas bisa menilai diri masing masing secara bijaksana dan jujur, dan mudah..mudahan bisa bermanfaat..


Terima kasih





Saturday, December 13, 2008

Membela yang........

"Maju tak gentar membela yang benar........."
"Maju tak gentar.................."

Itu adalah sebagian kalimat dari lagu "Maju tak gentar"

Tapi lihatlah dan dengarlah,sekarang ini masih banyak orang mengatakan bahwa dia akan membela yang lemah,dia akan membela rakyat kecil,akan membela perempuan yang lemah...dan masih banyak lagi.....
Kalau tidak percaya....lihat dan amatilah.....kalau anda mendengar orang berpidato ...atau mungkin anda pernah melihat sinetron...lawak..dsb.
atau anda lihatlah sendiri kejadian yang ada dimasyarakat,contoh ada kecelakaan antara sepeda dan mobil....ada kecenderungan pengendara mobil itulah yang disalahkan...........

Bagaimana itu bisa terjadi,salah satunya adalah pendidikan dan pengertian yang salah sudah dimulai sejak kecil sehingga pengertian yang salah ini akan di ingat terus sampai dewasa,Sebagai contoh banyak keluarga jika anak-anak mereka,antara adik dan kakak berantem atau berbeda pendapat,dalam memberikan solusi kepada anak-anaknya....ada kecenderungan orang tua selalu membenarkan Si Adik....dengan kalimat...
"Dengan adik sendiri mengapa........ tidak mau mengalah..." atau dengan kalimat lain "Kakak lebih besar dan kuat dari pada adik,kakak harus mengalah ....."
dengan kata lain Si adik yang lemah dan kecil ini yang cenderung dibela.....dan ini terjadi berkali-kali.....

Menurut saya paradigma yang salah itu harus dirubah,Yang namanya benar ya benar,salah ya salah.
Jadi masalah benar dan salah tidak ditentukan besar atau kecil,kuat atau lemah,kaya atau miskin,pejabat atau rakyat,laki-laki atau perempuan.....
Ingat "Maju.....tak gentar...membela....yang benar......."

Nah bagaimana dengan yang lemah,yang lemah dibantu supaya bisa lebih kuat.....
Bagaimana dengan rakyat kecil,yang kecil ditolong agar menjadi lebih besar....
Bagaimana dengan perempuan yang lemah,perempuan yang lemah mestinya dibantu agar menjadi lebih kuat dan mandiri....

Terima kasih.

Friday, December 12, 2008

BAHAGIA

Setiap orang orang pasti menginginkan yang namanya “Bahagia”,bagaimanakah orang mengatakan tentang bahagia,hal ini tidak bisa dipisahkan dengan “Keinginan” masing masing orang.Contoh :

Pertama,Seorang anak kecil melihat temannya mempunyai “Sepeda” akan menginginkan memiliki Sepeda dan dia berfikir “alangkah bahagianya kalau keinginan memiliki Sepeda seperti temannya itu terpenuhi”

Kedua,Seorang Petani yang menggarap ladang milik orang lain,akan menginginkan memiliki ladang sendiri dan dia berfikir alangkah bahagianya kalau keinginan memiliki ladang sendiri terpenuhi.

Ketiga,Orang yang sedang sakit saat dia melihat temannya yang sehat,akan melihat bahwa temannya itu lebih bahagia dari pada dia karena temannya itu sehat.

Keempat,Orang yang tak punya rumah,akan berfikir bahwa orang yang punya rumah adalah lebih bahagia dari dia yang tak punya rumah….

Kelima,Sebuah keluarga kecil,saat melihat kehidupan keluarga tetangga,yang punya mobil,punya rumah besar,dan kelihatan tidak pernah cek-cok…..akan berfikir bahwa keluarga tetangganya itu pasti keluarga yang berbahagia…..

Dan masih banyak lagi…..

Dari kelima contoh diatas,benarkah bahwa penilaian bahagia itu benar….,misal anak yang yang punya Sepeda tadi benarkah dia bahagia,belum tentu kalau sebenarnya keinginan dia adalah dibelikan “Sepeda motor”…dan Dia hanya dibelikan “Sepeda” oleh orang tuanya.Dan kalau ditanya apakah dia "Bahagia" tentu saja anak ini mungkin akan menjawab "Tidak Bahagia"

Sekarang bagaimana tentang keluarga yang kelihatannya rukun-rukun saja, punya rumah besar punya mobil …..cobalah Tanya apakah keluarga tersebut "Bahagia…" jawabnya belum tentu.
misal kalau keluarga tersebut walaupun sudah punya rumah besar,sudah punya mobil...masih saja menginginkan rumah yang lebih besar atau lebih banyak..masih menginginkan membeli mobil yang lebih mewah,selama keinginan ini belum terpenuhi ...keluarga ini bisa bilang "Tidak Bahagia"

Jadi "Bahagia" itu sebenarnya tergantung dari yang namanya “Keinginan” selama keinginan belum terpenuhi orang bilang tidak “Bahagia” dan jika “Keinginan” sudah terpenuhi orang akan bilang “Bahagia”

Bisa dikatakan “Bahagia” atau “Tidak Bahagia” sudah ada didalam diri setiap orang..jadi kalau orang mau mencari “Kebahagian” orang itu sendirilah yang menentukan.
Semakin banyak “Keinginannya” semakin jauh dari “Kebahagiaan” semakin sedikit “Keinginannya” semakin dekat dengan “Kebahagiaan”
Bahkan bisa disimpulkan orang yang tidak mencari “Kebahagiaan” itulah sebenarnya orang yang “Berbahagia”

“Tapi apakah mungkin orang hidup…..tanpa mempunyai keinginan………???.”

Terima kasih.