BAHAGIA
Setiap orang orang pasti menginginkan yang namanya “Bahagia”,bagaimanakah orang mengatakan tentang bahagia,hal ini tidak bisa dipisahkan dengan “Keinginan” masing masing orang.Contoh :
Pertama,Seorang anak kecil melihat temannya mempunyai “Sepeda” akan menginginkan memiliki Sepeda dan dia berfikir “alangkah bahagianya kalau keinginan memiliki Sepeda seperti temannya itu terpenuhi”
Kedua,Seorang Petani yang menggarap ladang milik orang lain,akan menginginkan memiliki ladang sendiri dan dia berfikir alangkah bahagianya kalau keinginan memiliki ladang sendiri terpenuhi.
Ketiga,Orang yang sedang sakit saat dia melihat temannya yang sehat,akan melihat bahwa temannya itu lebih bahagia dari pada dia karena temannya itu sehat.
Keempat,Orang yang tak punya rumah,akan berfikir bahwa orang yang punya rumah adalah lebih bahagia dari dia yang tak punya rumah….
Kelima,Sebuah keluarga kecil,saat melihat kehidupan keluarga tetangga,yang punya mobil,punya rumah besar,dan kelihatan tidak pernah cek-cok…..akan berfikir bahwa keluarga tetangganya itu pasti keluarga yang berbahagia…..
Dan masih banyak lagi…..
Dari kelima contoh diatas,benarkah bahwa penilaian bahagia itu benar….,misal anak yang yang punya Sepeda tadi benarkah dia bahagia,belum tentu kalau sebenarnya keinginan dia adalah dibelikan “Sepeda motor”…dan Dia hanya dibelikan “Sepeda” oleh orang tuanya.Dan kalau ditanya apakah dia "Bahagia" tentu saja anak ini mungkin akan menjawab "Tidak Bahagia"
Sekarang bagaimana tentang keluarga yang kelihatannya rukun-rukun saja, punya rumah besar punya mobil …..cobalah Tanya apakah keluarga tersebut "Bahagia…" jawabnya belum tentu.
misal kalau keluarga tersebut walaupun sudah punya rumah besar,sudah punya mobil...masih saja menginginkan rumah yang lebih besar atau lebih banyak..masih menginginkan membeli mobil yang lebih mewah,selama keinginan ini belum terpenuhi ...keluarga ini bisa bilang "Tidak Bahagia"
Jadi "Bahagia" itu sebenarnya tergantung dari yang namanya “Keinginan” selama keinginan belum terpenuhi orang bilang tidak “Bahagia” dan jika “Keinginan” sudah terpenuhi orang akan bilang “Bahagia”
Bisa dikatakan “Bahagia” atau “Tidak Bahagia” sudah ada didalam diri setiap orang..jadi kalau orang mau mencari “Kebahagian” orang itu sendirilah yang menentukan.
Semakin banyak “Keinginannya” semakin jauh dari “Kebahagiaan” semakin sedikit “Keinginannya” semakin dekat dengan “Kebahagiaan”
Bahkan bisa disimpulkan orang yang tidak mencari “Kebahagiaan” itulah sebenarnya orang yang “Berbahagia”
“Tapi apakah mungkin orang hidup…..tanpa mempunyai keinginan………???.”
Terima kasih.
Pertama,Seorang anak kecil melihat temannya mempunyai “Sepeda” akan menginginkan memiliki Sepeda dan dia berfikir “alangkah bahagianya kalau keinginan memiliki Sepeda seperti temannya itu terpenuhi”
Kedua,Seorang Petani yang menggarap ladang milik orang lain,akan menginginkan memiliki ladang sendiri dan dia berfikir alangkah bahagianya kalau keinginan memiliki ladang sendiri terpenuhi.
Ketiga,Orang yang sedang sakit saat dia melihat temannya yang sehat,akan melihat bahwa temannya itu lebih bahagia dari pada dia karena temannya itu sehat.
Keempat,Orang yang tak punya rumah,akan berfikir bahwa orang yang punya rumah adalah lebih bahagia dari dia yang tak punya rumah….
Kelima,Sebuah keluarga kecil,saat melihat kehidupan keluarga tetangga,yang punya mobil,punya rumah besar,dan kelihatan tidak pernah cek-cok…..akan berfikir bahwa keluarga tetangganya itu pasti keluarga yang berbahagia…..
Dan masih banyak lagi…..
Dari kelima contoh diatas,benarkah bahwa penilaian bahagia itu benar….,misal anak yang yang punya Sepeda tadi benarkah dia bahagia,belum tentu kalau sebenarnya keinginan dia adalah dibelikan “Sepeda motor”…dan Dia hanya dibelikan “Sepeda” oleh orang tuanya.Dan kalau ditanya apakah dia "Bahagia" tentu saja anak ini mungkin akan menjawab "Tidak Bahagia"
Sekarang bagaimana tentang keluarga yang kelihatannya rukun-rukun saja, punya rumah besar punya mobil …..cobalah Tanya apakah keluarga tersebut "Bahagia…" jawabnya belum tentu.
misal kalau keluarga tersebut walaupun sudah punya rumah besar,sudah punya mobil...masih saja menginginkan rumah yang lebih besar atau lebih banyak..masih menginginkan membeli mobil yang lebih mewah,selama keinginan ini belum terpenuhi ...keluarga ini bisa bilang "Tidak Bahagia"
Jadi "Bahagia" itu sebenarnya tergantung dari yang namanya “Keinginan” selama keinginan belum terpenuhi orang bilang tidak “Bahagia” dan jika “Keinginan” sudah terpenuhi orang akan bilang “Bahagia”
Bisa dikatakan “Bahagia” atau “Tidak Bahagia” sudah ada didalam diri setiap orang..jadi kalau orang mau mencari “Kebahagian” orang itu sendirilah yang menentukan.
Semakin banyak “Keinginannya” semakin jauh dari “Kebahagiaan” semakin sedikit “Keinginannya” semakin dekat dengan “Kebahagiaan”
Bahkan bisa disimpulkan orang yang tidak mencari “Kebahagiaan” itulah sebenarnya orang yang “Berbahagia”
“Tapi apakah mungkin orang hidup…..tanpa mempunyai keinginan………???.”
Terima kasih.
Comments